LKS atau lembar kerja siswa merupakan tugas yang diberikan kepada siswa untuk mengukur keberhasilan belajar yang telah dilakukan. Setiap kali menyelesaikan KD tertentu, guru memberikan tugas kepasa siswa, baik secara individual maupaun kelompok.
Hasil pekerjaan inilah yang merupakan lembar kerja siswa. Namun LKS sekarang ini sudah dicetak menjadi sebuah buku yang menjadi sumber belajar siswa (bahkan menjadi satu-satunya sumber belajar) dan menjadi buku pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Tugas-tugas yang ada di dalam buku LKS seharusnya dibuat oleh guru sesuai dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan. Bukan kumpulan soal-soal yang telah disiapkan jauh sebelum pembelajaran dilakukan. Ironisnya, guru lebih senang menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan LKS daripada menyampaikan materi yang didasarkan pada SK KD yang telah dikembangkan menjadi silabus.
Guru yang semestinya melaksanakan pembelajaran berpegang pada silabus, sekarang sudah beralih kepada buku LKS yang dicetak penerbit. Indikator pencapaian yang digunakan untuk menyusun buku LKS ini tentunya berbeda dengan indikator pencapaian pada setiap satuan pendidikan. Guru sudah melupakan silabus karena adanya LKS. Bahkan guru juga sudah mulai lupa menyusun RPP kecuali untuk keperluan administratif belaka.
Guru menyusun RPP hanya untuk keperluan laporan kepada atasan dan atau untuk memenuhi syarat penilaian sekolah (akreditasi). Dengan LKS, guru tidak perlu lagi merancang tugas bagi siswa.LKS telah menyediakan berbagai persoalan dan tugas-tugas belajar yang cukup lengkap, bahkan melebihi yang dibutuhkan.
Fenomena umum penggunaan buku LKS di sekolah pada akhir-akhir ini menunjukkan adanya beban tambahan belajar pada siswa. Siswa harus menyelesaikan berbagai macam soal yang ada di dalam LKS. Soal-soal tersebut belum tentu mengarah pada pencapaian indikator yang semestinya dikembangkan oleh guru dalam silabus sesuai kearifan lokal.
Dengan buku LKS ini, siswa dipaksa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan. Siswa dipaksa untuk mengetahui dan menggali pengetahuan dari buku LKS yang disusun oleh orang yang sama sekali tidak mengenal budaya, lingkungan, dan kebutuhan mereka. Tidak jarang, guru sendiri tidak mengetahui jawaban dari sebagian soal yang ada dalam buku yang dinamai LKS itu. Dan tidak jarang pula, orang tua siswa dibuat kalangkabut mencarikan jawaban dari soal-soal yang ada dalam buku LKS.
Yang pasti, sebagai guru, saya tidak setuju dengan penggunaan buku LKS karena alasan:
1. Guru menjadi tidak kreatif, tidak inovatif, dan menjadi malas;
2. Buku LKS hanya memberikan kecakapan aspek kognitif, sedang aspek afektif dan psikokmotorik terabaikan;
3. Penggunaan buku LKS merupakan salah satu bentuk "robotisasi generasi" dan tidak memanusiakan manusia; dan
4. Memberi kesempatan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengembangkan "komersialisasi sekolah".
http://forum.kompas.com/sekolah-pendidikan/37778-buku-lks-apa-kelebihan-dan-kekurangannya.html
Thursday, 20 December 2012
Buku LKS, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?
Posted By: Jaka Tidar Pras Arjana - 21:25About Jaka Tidar Pras Arjana
Techism is an online Publication that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around in the world which you may find hard to believe and understand. The Main Purpose of this site is to bring reality with a taste of entertainment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
artikelnya keren!
ReplyDelete